mengharap pada yang tak sudi..=)


Bismillahirrahmanirrahim.....

Pernah tak dalam hidup ini, kita rasakan seperti kata-kata kita tidak bersambut?
pemberian kita tidak dibalas walaupun hanya dengan ucapan "thanks"?
aite(opponent) yg sedang bercakap dengan kita langsung tidak memandang wajah kita?
setiap kali kita bertanya hanya keluar bunyi "unmm.." atau gelengan kepala....
hinggakan ada juga di suatu saat...
huluran salam tanda maaf tidak di sambut...????

Manusia...manusia......macam-macam characternye kan??

ada yang sentiasa mengharap....
tapi, ada pula yang "keras hati"nya....

akhirnya...seorang yang melara
seorang lagi terus seperti itu.....
masing-masing dengan ego masing-masing!!

Alhamdulillah...alhamdulillah....alhamdulillah...
Nikmat berada dalam tarbiyah banyak mengajar saya erti kehidupan. Erti berserah pada yang Esa....
Saya yakin, setiap dari kita pasti inginkan di sekeliling kita teman-teman yang "sekepala" dengan kita, yang "sehaluan" dengan kita, dan bagi yang sudah di bawah tarbiyah...pasti inginkan yang "sefikrah" dengan kita. Namun, semua itu tidak semudah yang kita inginkan. Terutamanya pelajar oversea seperti saya. Kami ditempatkan di pelbagai universiti di seluruh jepun, hinggakan dulunya sahabat baik ketika di malaysia, kini terpisah beribu batu......seperti dua orang sahabat saya ni, seorangnya di Ibaraki( ke utara jepun) dan seorang lagi di tottori(ke selatan jepun). Alhamdulillah, walaupun terpisah jauh, ikatan hati atas lafaz syahadah yang sama pasti akan bersua jua:)

Saya sentiasa berpegang dengan ayat-ayat ini yang senantiasa menjadi motivasi kepada saya. Kerna apa, kerna saya yakin bahawa setiap rencana Allah itu pasti ada hikmah di sebaliknya yang mahukan kita belajar bersabar dan redha dengan ketetapanNya.

"...boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."(2:216)

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanNya...." (2:286)

Setiap kali ada kekurangan dan ketidaksefahaman dalam perhubungan kita dengan teman di sekeliling, cerminlah diri kita kembali. Suluh hati kita. Pasti masih ada "lompong-lompong" yang bertampuk lama di hati kita yang masih belum dibuang. Jangan selalu mengharapkan untuk orang memahami kita, tapi mulalah dari diri kita sendiri. Jangan terus mengharap kerna kita sendiri yang akan menahan sakitnya. Sebaliknya, bersihkanlah hati. Penuhilah ia dengan zikir dalam mengingatiNya, agar sinaran cahaya itu terpancar ke raut wajah kita hingga terpalit ketenangan pada orang di sekeliling kita.

Saya juga lemah seperti insan-insan yang lain. Kadang-kadang perasaan terlalu berharap agar teman di sisi bisa memberi reaksi yang diinginkan, hanya akan melukai diri sendiri. Alhamdulillah, tarbiyah dari Illahi banyak mendidik saya agar lebih kuat menghadapi ujianNya. Janganlah mengharapkan pada manusia, tapi berharaplah pada yang lebih berkuasa. Kerna Dialah pemegang hati-hati kita. Kerana Allahlah, manusia bisa merasai nikmat gembira, sedih, marah, kasihan dan pelbagai lagi. Malah jika kita lapar pun kerna Allah yang membuat kita rasa lapar. Justeru, belajarlah bertawakal padaNya. Kita hanya mampu berusaha dengan membaiki hati yang sedang rosak dan istiqamah dalam berdoa, namun pemberian hidayah itu adalah kerja Allah. Serahlah segalanya pada Dia. Mohonlah pertolongan Allah dengan jalan sabar dan mengerjakan solat. Semoga Allah sentiasa menempatkan kita bersama-sama orang yang beriman. Jika kita yakin dengan Allah, maka mengapa kita perlu bersedih lagi kerana manusia dan hal duniawi??
Pernahkah kita menyewa atau menjual rumah melalui ejen penjualan, dan mengadakan kontrak penyerahan kuasa atas rumah kita?Perwakilan penuh pada ejen untuk melakukan apa sahaja pada harta kita...bukankah itu perwakilan penuh?Kita mewakilkan pada si Fulan untuk mengelola harta kita seperti yang ia kehendaki. Ini sering terjadi. Pegawai ejen akan bertanya,"Anda sudah tanda tangan?" Dan kita jawab,"Tanda tangan, sudah semestinya!" Kita percaya dengannya, kita serahkan harta kita padanya, kita begitu mudah menandatangani kontrak penyerahan kuasa atas harta kita.
Mudahkan apabila timbul keyakinan terhadap si Fulan. Pasti ketenangan yang dirasai setelah menyerahkan urusan kita pada yang kita percayai. Begitu mudah kita membuat perwakilan dengan manusia. Tapi, sudahkah kita tanda tangan dalam akad perwakilan dengan Allah? Maksud saya, akankah kita menyerahkan urusan hidup kita padaNya? Sukar bukan, jika kita masih belum mempercayai yang Allah itu Al-Wakil. Mana mungkin kita mengatakan kita bertawakal pada Allah sedangkan hati kita sentiasa risau akan akibat dan kadang tidak dapat menerima setiap dari ketetapanNya. Sahabatku, apakah kita tahu bagaimana bertawakal kepada Allah?Apakah kita tahu bagaimana hidup dan hati terkait dengan Allah?

Nabi S.A.W bersabda;
"Kalau kalian bertawakal pada Allah dengan sebenar-benar tawakal, maka Allah s.w.t akan memberi rezeki kalian seperti Dia memberi rezeki burung yang keluar pagi dan kembali petang dengan keadaan kenyang."(HR At-Tirmidzi,Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

Apa ertinya "sebenar-benar tawakal"? Ertinya kita beramal dengan anggota badan, tetapi hati kita terkait dengan Allah. Anggota badan hanya mengambil "sebab", dengan bekerja keras setiap hari, membanyakkan ibadah sunat, giat belajar dan mencari apa yang bermanfaat untuk diri kita. Sedangkan hati hanya perlu terkait dengan Allah, hinggakan kita tidak memikirkan sebab dan akibat. Kelihatan seperti susah kan? InsyaAllah, belajarlah mengenali Allah itu "Al-Wakil".Nescaya akan lahir keyakinan hingga terlaksananya tawakal yang sebenar-benarnya itu....

Renungkanlah..janin di perut ibu makan melalui tali pusat dengan satu jalan, yakni plasenta. Ketika lahir, ia menangis. Mengapa? Ia merasa kehilangan jalan yang ia bisa gunakan. Ia tidak tahu kalau Allah dengan kasih sayangNya memberikan dua jalan padaNya, yakni payudara ibu. Allah s.w.t memberikan susu yang bersih, nikmat lagi bermanfaat. Ketika ia disapih, maka ia menangis kerana merasa kehilangan kebiasaan. Ia tidak tahu kalau Allah s.w.t memberikan empat jalan rezeki, yaitu dua makanan berupa daging dan sayuran, dan minuman berupa air dan susu. Bila ia mati, ia akan menangis kerana semua jalan telah ditutup. Ia tidak tahu kalau Allah s.w.t membukakan lapan jalan, iaitu pintu-pintu syurga.

Itulah Al-Wakil yang tidak akan pernah membiarkan kita dalam kesusahan. Ia tidak akan menghalangi satu rezeki pun dari manusia. Apabila Dia menghalangi, maka itu agar kita memikirkan hikmahnya, bahawa Allah s.w.t membuka jalan rezeki dengan menutup jalan rezeki yang lain, atau untuk menguji dan mengampuni kita, hingga kita keluar dari dunia sebagai penghuni syurga.

Katakanlah:"Wahai Tuhan yang mepunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."(Ali Imran:26)
Perhatikanlah betapa besarnya kerajaan Allah s.w.t dan pengaturanNya terhadap alam semesta ini, hingga kita tahu betapa layaknya kita bertawakal pada Allah s.w.t. Mengapa kita masih lagi berharap atau bersandar pada manusia sedangkan hanya pada Allahlah selayaknya kita bersandar dan bergantung harap, iaitu Dia yang Maha Memiliki? Tetapkanlah keyakinan di hati kita bahawa hanya Allah penyelesaian segala kesulitan. Jangan terus berharap pada teman kita untuk berubah, tetapi mulalah dari diri kita.Teruskan berdoa moga Allah melembutkan hati insan-insan di sekeliling kita dan agar kita terus diberi kekuatan iman menghadapi mehnah di dunia dalam perjalanan menuju syurga Illahi.

"Cukuplah bagiku Allah,(Dialah) sebaik-baik tempat bersandar."



0 comments: